Jakarta, SENTANAonline.com
MENTERI Koperasi dan UKM RI DR. Syarief Hasan mengatakan,
pertumbuhan ekonomi nasional semakin tinggi. Hal ini ditandai bahwa
pemerintah RI melalui APBN telah mentransfer langsung dana Rp 500
triliun dari total APBN 2012 Rp 1.500 triliun ke daerah seluruh
Indonesia.
"Selain itu, Kementerian dan Lembaga Negara seperti Kemenkop dan UKM RI
juga mengalokasikan anggaran program seperti pelatihan dan praktik
usaha untuk memotivasi daerah terus memperbanyak generasi muda menimba
ilmu wirausaha baru seperti di Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) ini.
Saya bangga bahwa sudah sekitar 9 % wirausaha dari jumlah penduduk
Provinsi Sumbar, sedangkan nasional baru 1,56 persen,” ujar Syarief
Hasan dalam pidato pembukaan acara Gelar Produk Tempat Praktek
Keterampilan Usaha (TPKU) Tahun 2012 di Pondok Pesantren Modern Nurul
Ikhlas Nagari Panyalaian Kecamatan X Koto, Kabupaten Tanah
Datar,Provinsi Sumbar,Senin lalu.
“Oleh karena itu daerah-daerah lain hendaknya memperbanyak jumlah
pelaku usaha dari generasi muda, timba ilmu melalui pelatihan seperti
program TPKU (Tempat Praktek ketrampilan Usaha) di lembaga pendidikan
terpadu ini," tambahnya.
Dia juga mengatakan bahwa dengan semangat dan komitmen yang kuat akan
menjadikan daya saing bangsa indonesia akan lebih baik di tingkat
internasional. "Dalam bersaing kita tidak cukup dengan hanya
mengandalkan modal saja tetapi para pelaku usaha kecil menengah dan
koperasi juga harus bisa menciptakan produk – produk baru yang mempuyai
kualitas bagus agar daya saing dan eksistensi usaha terus terjaga”
tegasnya.
Untuk itu diharapkan komitmen dan kerjasama antara pemerintah dan stake
holder yang terkait akan dapat membagun ekonomi bangsa indonesia jauh
lebih baik di masa-masa mendatang.
Ia berharap, Sumatra Barat yang memiliki potensi besar dalam tatanan
perekonomiannya bisa melahirkan wirausaha tangguh antara 10 hingga 20
tahun mendatang. Masyarakat Sumbar dinilai memiliki talenta wirausaha
yang tinggi sehingga jika kemampuan itu dieksploitasi, pertumbuhannya
akan meningkat pesat.
"Kami optimis peningkatan wirausaha di Sumatra Barat bisa tumbuh pesat.
Apalagi keberadaan koperasinya sebagai wadah pembinaan calon wirausaha
memiliki semangat tinggi untuk meningkatkan kapasitas usaha anggotanya,"
ujarnya.
Ia mengatakan kemandirian pengelola koperasi di Padang dan
kreativitasnya diharapkan mampu mendorong peran anggota jadi lebih
mandiri. Pemerintah juga mendorong mereka melalui instrumen pembiayaan,
yakni melalui program kredit usaha rakyat (KUR).
Syarif Hasan juga menyampaikan rasa bangganya terhadap program-program
pendidikan yang telah diterapkan di pondok pesantren modern Nurul Ikhlas
yang telah menerapkan program pendidikan empat bahasa, karena bahasa
mempunyai peranan penting didalam persaingan global yang sedang terjadi
pada saat sekarang ini.
Sementara Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM),Kemenkop
dan UKM RI, Prakoso BS yang turut mengikuti kunjungan kerja Menkop dan
UKM RI ke Kabupaten Tanah Datar dan Kabupaten Pesisir Selatan Provinsi
Sumbar kepada SENTANA mengatakan, gelar Produk Tempat Praktek
Keterampilan Usaha (TPKU) Tahun 2012 ini merupakan yang pertama di
Indonesia.
"Gelar produk unggulan hasil karya peserta didik ini bertujuan untuk
memperkenalkan inovasi dan kreatifitas produk yang dihasilkan oleh
lembaga pendidikan peserta program TPKU kepada masyarakat luas dan
menjalin kerjasama antar lembaga pendidikan dan meningkatkan wawasan
tentang dunia usaha bagi pengelola maupun siswa lembaga pendidikan
peserta program TPKU secara nasional," paparnya.
Hadir dalam acara itu Pembina Pondok Pesantren Modern Nurul Ikhlas, Ir
Azwar Anas (mantan gubernur Sumbar dan mantan Menteri era Orde Baru),
Gubernur Sumbar, Irwan Prayitno, Ketua DPRD Provinsi Sumbar Bupati Tanah
Datar, M.Shadiq Pasadigoe, empat Deputi dari Kemenkop dan UKM RI serta
undangan lainnya.
Dalam kesepatan itu Bupati M. Shadiq mengatakan bahwa Gelar Produk
Tempat Praktek Keterampilan Usaha yang ada di pondok pesantren modern
Nurul Ikhlas ini nantinya diharapkan akan mampu menciptakan
generasi-generasi muda yang terampil serta mempunyai visi dan misi yang
jelas dalam menyongsong era globalisasi yang menuntuk agar kita mampu
berbuat dan berkarya demi kemajuan ekonomi bangsa.
Sebelumnya Gubernur Sumbar, Irwan Prayitno menyampaikan bahwa pada saat
sekarang ini para pelaku usaha yang ada sudah harus mampu bersaing di
kancah pasar nasional maupun pasar internasional, untuk mencapai hal
tersebut kita harus mampu menciptakan produk-produk yang mempunyai
kualitas tinggi dan selalu memperhatikan peluang yang ada di pasar.
"Perkiraan sampai sekarang ini sudah 9 % pelaku wirausaha dari jumlah
penduduk Provinsi Sumbar," ujarnya.
Peserta Gelar Produk TPKU sejumlah 57 TPKU dari seluruh Indonesia.
Mereka berasal dari 26 provinsi yang telah menerima afasilitasi dari
Kementerian Koperasi dan UKM berupa dana tunai sebesar Rp100 juta untuk
tiap TPKU. Jumlah TPKU yang telah difasilitasi pembiayaannya oleh
Kementerian Koperasi dan UKM sebanyak 1.209 unit yang tersebar di
seluruh Indonesia. Secara umum lembaga pendidikian kejuruan yang dipilih
menangkap program TPKU yang jauh dari kota besar.(BET)
bahasan lainnya ..
Peranan UKM Dalam Pertumbuhan Ekonomi dan Kesempatan kerja
Data statistik menunjukkan jumlah unit
usaha kecil mikro dan menengah (UMKM) mendekati 99,98 % terhadap total
unit usaha di Indonesia. Sementara jumlah tenaga kerja yang terlibat
mencapai 91,8 juta orang atau 97,3% terhadap seluruh tenaga kerja
Indonesia. Menurut Syarif Hasan, Menteri Koperasi dan UKM seperti
dilansir sebuah media massa, bila dua tahun lalu jumlah UMKM berkisar
52,8 juta unit usaha, maka pada 2011 sudah bertambah menjadi 55,2 juta
unit. Setiap UMKM rata-rata menyerap 3-5 tenaga kerja. Maka dengan
adanya penambahan sekitar 3 juta unit maka tenaga kerja yang terserap
bertambah 15 juta orang. Pengangguran diharapkan menurun dari 6,8%
menjadi 5 % dengan pertumbuhan UKM tersebut. Hal ini mencerminkan peran
serta UKM terhadap laju pertumbuhan ekonomi memiliki signifikansi cukup
tinggi bagi pemerataan ekonomi Indonesia karena memang berperan banyak
pada sektor ril.
Dari aspek penyerapan tenaga kerja,
sektor pertanian secara absolute memiliki kontribusi lebih besar dari
pada sector pertambangan, sector industry pengolahan dan sektor industry
jasa. Arah perkembangan ekonomi seperti ini akan menimbulkan
kesenjangan pendapatan pendapatan yang semakin mendalam antara sector
yang menghasilkan pertumbuhan ekonomi lebih tinggi dan menyerap tenaga
kerja lebih sedikit.
Peranan UMKM dalam penyerapan tenaga
kerja yang lebih besar dari UB juga terlihat selama periode 2002 – 2005.
UMKM memberikan kontribusi terhadap penyerapan tenaga kerja rata rata
sebesar 96,66% terhadap total keseluruhan tenga kerja nasional sedangkan
UB hanya memberikan kontribusi rata rata 3,32% terhadap tenaga kerja
nasional(table bawah). Tinggi kemampuan UKM dalam menciptakan kesempatan
kerja dibanding usaha besar mengindikasikan bahwa UKM memiliki potensi
yang cukup besar untuk dikembangkan dan dapat berfungsi sebagai katub
pengaman permasalahan tenaga kerja (pengangguran)
Pada tahun 2004 dan 2005 jumlah Tenaga
kerja disektor pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan
memberikan andil besar yaitu 53,33 % dan 52,74% terhadap total tenaga
kerja pada skala usaha UK, pada periode yang sama distribusi tenaga
kerja pada skala UM yang terbesar bekerja disektor industry pengolahan
masing masing 25,95 % dan 26,61 %. Begitu juga pada skala UB paling
dominan tenaga kerjanya bkerja disektor industry pengolahan masing
masing sebesar 93,39 % dan 93,16% untuk tahun 2004 dan 2005
Table Distribusi penyebaran Tenaga Kerja Usaha Kecil,
Menengah dan Besar Menurut sector ekonomi
Tahun 2004 dan 2005 (persen)
Sektor Ekonomi |
2004 |
2005 |
UK |
UM |
UB |
JML |
UK |
UM |
UB |
JLH |
1.Pertanian, peternakan, kehutanandan perikanan |
53,33 |
12,47 |
1,58 |
48,27 |
52,74 |
12,23 |
1,62 |
47,81 |
2. pertambangan dan penggalian |
0,42 |
1,97 |
0,47 |
0,55 |
0,46 |
2,13 |
0,54 |
0,60 |
3.industry pengolahan |
9,70 |
25,95 |
93,39 |
13,85 |
10,19 |
26,61 |
93,16 |
14,19 |
4.listik air dan gas dan air bersih |
0,01 |
1,28 |
0,33 |
0,12 |
0,01 |
1,23 |
0,34 |
0,12 |
5. bangunan |
0,46 |
4,58 |
0,24 |
0,79 |
0,47 |
4,64 |
0,25 |
0,80 |
6. perdagangan hotel dan restoran |
24,76 |
24,34 |
1,11 |
23,39 |
25,07 |
24,70 |
1,18 |
24,27 |
7.pengangkutan dan komunikasi |
4,67 |
5,14 |
0,59 |
4,57 |
4,59 |
5,07 |
0,61 |
4,50 |
8.keuangan persewaan dan jasa perusahaan |
0,20 |
5,16 |
0,60 |
0,62 |
0,18 |
4,66 |
0,57 |
0,56 |
9. jasa jasa |
6,45 |
19,12 |
1,68 |
7.31 |
6,30 |
18,74 |
1,73 |
7,16 |
Total |
100,00 |
100,00 |
100,00 |
100,00 |
100,00 |
100,00 |
100,00 |
100,00 |
SUMBER : MENEKOP DAN UMKM dan BPS,2005
Selanjutnya dari aspek pembentukan PDB,
secara umum UKM masih memberikan kontribusi lebih besar dibandingkna
usaha besar lihat table. Selama periode 2002 -2005 secara total peranan
UMKM masih daiatas 50%, ini menunjukkan UKM masih memiliki peranan
sangat penting dalam menciptakan nilai tambah. Namun demikian dalam
kurun waktu 3 tahun terlihat terjadi penurunan peran UKM dalam
memberikan kontribusi terhadap total PDB, ini dapat memungkinkan mulai
terjadinya pergeseran usaha kecil bergeser keUsaha memengah dan usaha
menengah bergeser ke usaha besar. Pada skala usaha kecil dari 40,62%
pada tahun 2002 menjadi 38,08% pada tahun 2005 pada skala usaha menengah
dari 16,54% menjadi 16,13 persen sebaliknya peran usaha besar semnagkin
bertambah dari 42,84 % pada tahun 2002 menjadi 45,78% pada tahun 2005.
Tabel Rata Rata Struktur PDB Usaha Kecil, Menengah, dan Besar tahun 2001 – 2004 (persen)
LAPANGAN USAHA |
Rata Rata 2001 – 2004 |
UK |
UM |
UB |
Jumlah |
1.Pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan |
85,89 |
9,05 |
5,06 |
100,00 |
2. pertambangan dan penggalian |
7,42 |
3,09 |
89,49 |
100,00 |
3.industry pengolahan |
14,95 |
12,80 |
72,25 |
100,00 |
4.listik air dan gas dan air bersih |
0,54 |
7,34 |
92,12 |
100,00 |
5. bangunan |
43,57 |
22,61 |
33,82 |
100,00 |
6. perdagangan hotel dan restoran |
75,19 |
21,06 |
3,75 |
100,00 |
7.pengangkutan dan komunikasi |
35,35 |
26,40 |
38,25 |
100,00 |
8.keuangan persewaan dan jasa perusahaan |
16,17 |
46,32 |
37,51 |
100,00 |
9. jasa jasa |
35,78 |
7,22 |
57,00 |
100,00 |
PDB |
40,65 |
15,39 |
43,96 |
100,00 |
PDB TANPA MIGAS |
46,00 |
17,27 |
36,73 |
100,00 |
Dari penejelasan diatas dapat dinyatakan bahwa UKM merupakan usaha
yang mampu mendorong pertumbuhan ekonomi lebih tinggi dan mengatasi
masalah pengangguran diindonesia. Sementara itu UB hanya mampu mendorong
pertumbuhan ekonomi, namun aspek enyerapan tenaga kerja sangat kecil
Dhard Dan Lydall(1961) menyatakan bahwa
UKM menjanjikan manfaat ekonomi yang lebih besar meliputi penciptaan
kesempatan kerja, sumber pendapatan masyarakat, berpihak masyarakat
pedesaan dan kota kecil, serta menambah jiwa kewirausahaan. Tambunan,
et. Al(2002) menyatakan bahwa UKM mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang
tinggi sekaligus distribusi pendapatan yang merata, sesuai dengan
karakteristiknya bersifat padat tenaga kerja dengan ketrampilan sedang,
berbasis Sumberdaya Lokal, mengunakan tekhnologi tepat guna dan bersifat
fleksible. Kalau saja strategi dan pilihan pengembangan industry
pengolahan skala besar bersinergi dengan UKM, kinerja perekonomian
Indonesia mungkin tidak akan terpuruk begitu dalam ketika krisis ekonomi
melanda. Tidak seperti UB, UKM tahan terhadap gejolak krisis karena
memiliki kharakteristik padat tenaga kerja, mengunakan tekhnologi tepat
guna, dan hemat devisa.