Pages

Perkembangan Ideologi di Indonesia

20 Jun 2013
Serangkaian perjalanan Indonesia dari sebelum mencapai kemerdekaan, kemerdekaan hingga setelah kemerdekaan diwarnai dengan berbagai ideologi-idelogi. Berbagai ideologi berkembang dalam kehidupan di Indonesia. Beberapa ideologi yang pernah mewarnai Indonesia diantaranya sosialisme, marxisme, nasionalisme, tradisionalisme jawa, Islamisme dan lain sebagainya. Berikut penulis akan menjalaskan ideologi apa saja yang berkembang di Indonesia, bagaimana variasi dan konfigurasinya serta perkembangan kontemporernya.
            Adanya berbagai macam ideologi yang terdapat di Indonesia berasal dari para cendekiawan. Pada tahun 1900an para cendekiawan yang belajar di berbagai negara telahdipengaruhi oleh berbagai macam ideologi. Cendekiawan merupakan tokoh utama dalam pergerakan-pergerakan yang memperlihatkan hubungan antara politik dengan ideologinya. Di Indonesia terdapat tiga jangka waktu tentang pembagian masa ideologi yaitu revolusi bersenjata pada Agustus 1945, masa ‘Liberal’ Desember 1949 yang berlangsung hingga 1958-1959, serta masa Demokrasi Terpimpin sampai pada tahun 1965 (Feith, 1988;liii). Pada masa sebelum hingga awal kemerdekaan terdapat tiga ideologi yang ada di Indonesia. Soekarno dalam “Nasionalisme, Islamisme dan Marxisme”, dalam Dibawah Bendera Revolusi (1964) mengatakan tentang ideologi nasionalisme, islamisme serta marxisme di Indonesia yang menjadi ideologi utama yang membawahi organisasi politik di Indonesia. Ketiganya walaupun saling berkontradiksi namun masing-masing memiliki pandangan tersendiri yang mengarah pada satu tujuan yaitu persatuan.
            Ideologi-ideologi kemudian mulai berkembang sekitar tahun 1950an ketika ideologi mulai terlihat mencolok sebagai ideologi sebuah partai. Terdapat lima aliran dalam pemikiran politik yang terkait dengan adanya epat partai politik yaitu nasionalisme radikal, tradisionalisme jawa, islam, sosialisme demokratis dan komunisme (Feith, 1988;liiv). Pada masa demokrasi terpimpin terdapat koalisi partai yang disebut dengan NASAKOM yang terdiri dari nasionalis, agama dan komunis. Koalisi tersebut di tentang oleh partai lain yang berideologikan sosialis dan tradisionalis jawa. Ideologi komunis saat itu lebih besar pengaruhnya karena banyak mengambil konsep dari barat dan menyesuaikan dengan keadaan di Indonesia. Sedangkan ideologi nasionalisme radikal dapat memeprsatukan rakyat karena konsep persatuan yang dijunjung tinggi. Ideologi tradisionalisme jawa yang tidak banyak diketahui, pada kenyataannya juga memiliki peran penting dan berpengaruh dalam perkembangan ideologi di Indonesia.
            Adanya sifat ideologis dalam politik Indonesia memiliki keterkaitan pula dengan sifat khas Indonesia. Pertama adalah pemikiran yang bersifat moralis, yaitu cenederung menyoroti kekuatan dan kelemahan moralitas dalma pemikiran politiknya. Kedua adalah pemikir-pemikir politik cenderung untuk tidak melihat fakta bahwa masyarakat terbagi dalam beberapa golongan yang memiliki kepentingan yang berbeda-beda. Terakhir adalah pemikiran politik Indonesia umumnya bersifat optimis. Sifat khas tersebut merupakan unsur-unsur yang dimiliki oleh Indonesia untuk menentukan ideologi-ideologi dan bertahan dengan ideologi tersebut dan terserap didalamnya ((Feith, 1988;lxiii).
            Dari beberapa penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa jika melihat perkembangan ideologi di Indonesia tidak dapat lepas dari perkembangan sejarahnya. Tokoh politik dan partai politik telah mengambil peran dalam menentukan adanya ideologi-ideologi tersebut. Ideologi-ideologi yang ada di Indonesia memang beragam namun ideologi-ideologi tersebut dapat menginspirasi masyarakat Indonesia dalam menentukan ideologinya sendiri.

            Serangkaian perjalanan Indonesia dari sebelum mencapai kemerdekaan, kemerdekaan hingga setelah kemerdekaan diwarnai dengan berbagai ideologi-idelogi. Berbagai ideologi berkembang dalam kehidupan di Indonesia. Beberapa ideologi yang pernah mewarnai Indonesia diantaranya sosialisme, marxisme, nasionalisme, tradisionalisme jawa, Islamisme dan lain sebagainya. Berikut penulis akan menjalaskan ideologi apa saja yang berkembang di Indonesia, bagaimana variasi dan konfigurasinya serta perkembangan kontemporernya.
            Adanya berbagai macam ideologi yang terdapat di Indonesia berasal dari para cendekiawan. Pada tahun 1900an para cendekiawan yang belajar di berbagai negara telahdipengaruhi oleh berbagai macam ideologi. Cendekiawan merupakan tokoh utama dalam pergerakan-pergerakan yang memperlihatkan hubungan antara politik dengan ideologinya. Di Indonesia terdapat tiga jangka waktu tentang pembagian masa ideologi yaitu revolusi bersenjata pada Agustus 1945, masa ‘Liberal’ Desember 1949 yang berlangsung hingga 1958-1959, serta masa Demokrasi Terpimpin sampai pada tahun 1965 (Feith, 1988;liii). Pada masa sebelum hingga awal kemerdekaan terdapat tiga ideologi yang ada di Indonesia. Soekarno dalam “Nasionalisme, Islamisme dan Marxisme”, dalam Dibawah Bendera Revolusi (1964) mengatakan tentang ideologi nasionalisme, islamisme serta marxisme di Indonesia yang menjadi ideologi utama yang membawahi organisasi politik di Indonesia. Ketiganya walaupun saling berkontradiksi namun masing-masing memiliki pandangan tersendiri yang mengarah pada satu tujuan yaitu persatuan.
            Ideologi-ideologi kemudian mulai berkembang sekitar tahun 1950an ketika ideologi mulai terlihat mencolok sebagai ideologi sebuah partai. Terdapat lima aliran dalam pemikiran politik yang terkait dengan adanya epat partai politik yaitu nasionalisme radikal, tradisionalisme jawa, islam, sosialisme demokratis dan komunisme (Feith, 1988;liiv). Pada masa demokrasi terpimpin terdapat koalisi partai yang disebut dengan NASAKOM yang terdiri dari nasionalis, agama dan komunis. Koalisi tersebut di tentang oleh partai lain yang berideologikan sosialis dan tradisionalis jawa. Ideologi komunis saat itu lebih besar pengaruhnya karena banyak mengambil konsep dari barat dan menyesuaikan dengan keadaan di Indonesia. Sedangkan ideologi nasionalisme radikal dapat memeprsatukan rakyat karena konsep persatuan yang dijunjung tinggi. Ideologi tradisionalisme jawa yang tidak banyak diketahui, pada kenyataannya juga memiliki peran penting dan berpengaruh dalam perkembangan ideologi di Indonesia.
            Adanya sifat ideologis dalam politik Indonesia memiliki keterkaitan pula dengan sifat khas Indonesia. Pertama adalah pemikiran yang bersifat moralis, yaitu cenederung menyoroti kekuatan dan kelemahan moralitas dalma pemikiran politiknya. Kedua adalah pemikir-pemikir politik cenderung untuk tidak melihat fakta bahwa masyarakat terbagi dalam beberapa golongan yang memiliki kepentingan yang berbeda-beda. Terakhir adalah pemikiran politik Indonesia umumnya bersifat optimis. Sifat khas tersebut merupakan unsur-unsur yang dimiliki oleh Indonesia untuk menentukan ideologi-ideologi dan bertahan dengan ideologi tersebut dan terserap didalamnya ((Feith, 1988;lxiii).
            Dari beberapa penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa jika melihat perkembangan ideologi di Indonesia tidak dapat lepas dari perkembangan sejarahnya. Tokoh politik dan partai politik telah mengambil peran dalam menentukan adanya ideologi-ideologi tersebut. Ideologi-ideologi yang ada di Indonesia memang beragam namun ideologi-ideologi tersebut dapat menginspirasi masyarakat Indonesia dalam menentukan ideologinya sendiri.

sumber :http://irisds-fisip12.web.unair.ac.id/artikel_detail-76407-SOH%20205%20Studi%20Strategis%20Indonesia%20I-SSI%20Individu%205%20%20Perkembangan%20Ideologi%20di%20Indonesia.html
Read more ...

KETAHANAN NASIONAL

20 Jun 2013
Pengertian Ketahanan Nasional

Ketahanan Nasional adalah suatu kondisi dinamis suatu bangsa yang terdiri atas ketangguhan serta keuletan dan kemampuan untuk mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi segala macam dan bentuk ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan baik yang datang dari dalam maupun luar, secara langsung maupun yang tidak langsung yang mengancam dan membahayakan integritas, identitas, kelangsungan hidup bangsa dan negara serta perjuangan dalam mewujudkan tujuan perjuangan nasional.
Dalam perjuangan mencapai cita-cita/tujuan nasionalnya bangsa Indonesia tidak terhindar dari berbagai ancaman-ancaman yang kadang-kadang membahayakan keselamatannya. Cara agar dapat menghadapi ancaman-ancaman tersebut, bangsa Indonesia harus memiliki kemampuan, keuletan, dan daya tahan yang dinamakan ketahanan nasional.
Kondisi atau situasi dan juga bisa dikatakan sikon bangsa kita ini selalu berubah-ubah tidak statik. Ancaman yang dihadapi juga tidak sama, baik jenisnya maupun besarnya. Karena itu ketahanan nasional harus selalu dibina dan ditingkatkan, sesuai dengan kondisi serta ancaman yang akan dihadapi. Dan inilah yang disebut dengan sifat dinamika pada ketahanan nasional.
Kata ketahanan nasional telah sering kita dengar disurat kabar atau sumber-sumber lainnya.
Mungkin juga kita sudah memperoleh gambarannya. Untuk mengetahui ketahanan nasional, sebelumnya kita sudah tau arti dari wawasan nusantara. Ketahanan nasional merupakan kondisi dinamik yang dimiliki suatu bangsa, yang didalamnya terkandung keuletan dan ketangguhan yang mampu mengembangkan kekuatan nasional.
Kekuatan ini diperlukan untuk mengatasi segala macam ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan yang langsung atau tidak langsung akan membahayakan kesatuan, keberadaan, serta kelangsungan hidup bangsa dan negara. Bisa jadi ancaman-ancaman tersebut dari dalam ataupun dari luar.

Asas-Asas Ketahanan Nasional

Asas-asas ketahanan nasional Indonesia adalah tata laku yang didasari nilai-nilai yang tersusun berlandaskan Pancasila, UUD 1945 dan Wawasan Nasional yang terdiri dari :
1. Asas Kesejahteraan dan Keamanan
Kesejahteraan dan keamanan dapat dibedakan tetapi tidak dapat dipisahkan dan merupakan kebutuhan manusia yang mendasar dan esensial, baik sebagai perorangan maupun kelompok dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
2. Asas Komprehensif integral atau menyeluruh terpadu
Ketahanan nasional mencakupketahanan segenap aspek kehidupan bangsa secara utuh, menyeluruh dan terpadu.
3. Asas mawas ke dalam dan mawas ke luar
Sistem kehidupan nasional merupakan perpaduan segenap aspek kehidupan bangsa yang saling berinteraksi. Mawas ke dalam bertujuan menumbuhkan hakikat, sifat dan kondisi kehidupan nasional itu sendiri. Mawasw ke luar bertujuan untuk dapat mengantisipasi dan ikut berperan serta menghadapi dan mengatasi dampak lingkungan strategis luar negeri.
4. Asas kekeluargaan
Mengandung keadilan, kearifan, kebersamaan, kesamaan, gotong rotong, tenggang rasa dan tanggung jawab dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
sumber : http://emyfizza.blogspot.com/2011/05/makalah-kewarganegaraan-pengertian-dan.html
Read more ...

KETAHANAN NASIONAL

20 Jun 2013
LATAR BELAKANG
Sejak merdeka negara Indonesia tidak luput dari gejolak dan ancaman yang membahayakan kelangsungan hidup bangsa. Tetapi bangsa Indonesia mampu mempertahankan kemerdekaan dan kedaulatannya dari agresi Belanda dan mampu menegakkan wibawa pemerintahan dari gerakan separatis.
Ditinjau dari geopolitik dan geostrategi dengan posisi geografis, sumber daya alam dan jumlah serta kemampuan penduduk telah menempatkan Indonesia menjadi ajang persaingan kepentingan dan perebutan pengaruh antar negara besar. Hal ini secara langsung maupun tidak langsung memberikan dampak negatif terhadap segenap aspek kehidupan sehingga dapat mempengaruhi dan membahayakan kelangsungan hidup dan eksitensi NKRI. Untuk itu bangsa Indonesia harus memiliki keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional sehingga berhasil mengatasi setiap bentuk tantangan ancaman hambatan dan gangguan dari manapun datangnya.

POKOK-POKOK PIKIRAN
1. Manusia Berbudaya
Manusia dikatakan mahluk sempurna karena memiliki naluri, kemampuan berpikir, akal, dan ketrampilan, senantiasa berjuang mempertahankan eksistensi, pertumbuhan dan kelangsungan hidupnya, berupaya memenuhi baik materil maupun spiritual. Oleh karena itu manusia berbudaya akan selalu mengadakan hubungan-hubungan dengan: Agama, Idiologi, Politik, Ekonomi, Sosial, Seni/Budaya, IPTEK, dan Hankam.
2. Tujuan Nasional Falsafah Bangsa dan Idiologi Negara
Tujuan nasional menjadi pokok pikiran ketahanan nasional karena sesuatu organisasi dalam proses kegiatan untuk mencapai tujuan akan selalu berhadapan dengan masalah-masalah internal dan eksternal sehingga perlu kondisi yang siap menghadapi

FALSAFAH KETAHANAN NASIONAL
Falsafah dan ideology juga menjadi pokok pikiran. Hal ini tampak dari makna falsafah dalam Pembukaan UUD 1945 yang berbunyi sebagai berikut:
a. Alinea pertama menyebutkan: “Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu hak segala bangsa dan oleh sebab itu maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.” Maknanya: Kemerdekaan adalah hak asasi manusia.
b. Alinea kedua menyebutkan: “… dan perjuangan kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada saat yang berbahagia dengan selamat sentosa mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan Negara Indonesia yang merdeka, berdaulat, adil dan makmur.” Maknanya: adanya masa depan yang harus diraih (cita-cita).
c. Alinea ketiga menyebutkan: “Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorong oleh keinginan luhur supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini Kemerdekaannya.” Maknanya: bila Negara ingin mencapai cita-cita maka kehidupan berbangsa dan bernegara harus mendapat ridlo Allah yang merupakan dorongan spiritual.
d. Alinea keempat menyebutkan: “Kemerdekaan dari pada itu untuk membentuk suatu pemerintahan Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,perdamaian abadi dan keadilan social, maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam susunan Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dan berdasarkan: Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia dan Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, serta dengan mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh bagi seluruh rakyat Indonesia.” Alinea ini mempertegas cita-cita yang harus dicapai oleh bangsa Indonesia melalui wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

PENGARUH ASPEK IDEOLOGI
Ideologi => Suatu sistem nilai yang merupakan kebulatan ajaran yang memberikan motivasi.
Dalam Ideologi terkandung konsep dasar tentang kehidupan yang dicita-citakan oleh bangsa. Keampuhan ideologi tergantung pada rangkaian nilai yang dikandungnya yang dapat memenuhi serta menjamin segala aspirasi hidup dan kehidupan manusia. Suatu ideologi bersumber dari suatu aliran pikiran/falsafah dan merupakan pelaksanaan dari sistem falsafah itu sendiri.

1. IDEOLOGI DUNIA
a. Liberalisme(Individualisme)
Negara adalah masyarakat hukum (legal society) yang disusun atas kontrak semua orang (individu) dalam masyarakat (kontraksosial). Liberalisme bertitik tolak dari hak asasi yang melekat pada manusia sejak lahir dan tidak dapat diganggu gugat oleh siapapun termasuk penguasa terkecuali atas persetujuan dari yang bersangkutan. Paham liberalisme mempunyai nilai-nilai dasar (intrinsik) yaitu kebebasan kepentingan pribadi yang menuntut kebebasan individu secara mutlak. Tokoh: Thomas Hobbes, John Locke, J.J. Rousseau, Herbert Spencer, Harold J. Laski

b. Komunisme(ClassTheory)
Negara adalah susunan golongan (kelas) untuk menindas kelas lain.
Golongan borjuis menindas golongan proletar (buruh), oleh karena itu kaum buruh dianjurkan mengadakan revolusi politik untuk merebut kekuasaan negara dari kaum kapitalis & borjuis, dalam upaya merebut kekuasaan / mempertahankannya, komunisme,akan:
1. Menciptakan situasi konflik untuk mengadu golongan-golongan tertentu serta menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan.
2. Atheis, agama adalah racun bagi kehidupan masyarakat.
3. Mengkomuniskan dunia, masyarakat tanpa nasionalisme.
4. Menginginkan masyarakat tanpa kelas, hidup aman, tanpa pertentangan, perombakan masyarakat dengan revolusi.

c. PahamAgama
Negara membina kehidupan keagamaan umat dan bersifat spiritual religius. Bersumber pada falsafah keagamaan dalam kitab suci agama. Negara melaksanakan hukum agama dalam kehidupan dunia.

2. IDEOLOGI PANCASILA

Merupakan tatanan nilai yang digali (kristalisasi) dari nilai-nilai dasar budaya bangsa Indonesia. Kelima sila merupakan kesatuan yang bulat dan utuh sehingga pemahaman dan pengamalannya harus mencakup semua nilai yang terkandung didalamnya.

Ketahanan ideologi diartikan sebagai kondisi dinamik kehidupan ideologi bangsa Indonesia yang berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan kekuatan nasional dalam menghadapi dan mengatasi segala tantangan, ancaman, hambatan serta gangguan yang dari luar/dalam, langsung/tidak langsung dalam rangka menjamin kelangsungan kehidupan ideologi bangsa dan negara Indonesia.

Untuk mewujudkannya diperlukan kondisi mental bangsa yang berlandaskan keyakinan akan kebenaran ideologi Pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara serta pengamalannya yang konsisten dan berlanjut.

Untuk memperkuat ketahanan ideologi perlu langkah pembinaan sebagai berikut:

1. Pengamalan Pancasila secara obyektif dan subyektif.

2. Pancasila sebagai ideologi terbuka perlu direlevansikan dan diaktualisasikan agar mampu membimbing dan mengarahkan kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara.

3. Bhineka Tunggal Ika dan Wasantara terus dikembangkan dan ditanamkan dalam masyarakat yang majemuk sebagai upaya untuk menjaga persatuan bangsa dan kesatuan wilayah.

4. Contoh para pemimpin penyelenggara negara dan pemimpin tokoh masyarakat merupakan hal yang sangat mendasar.

5. Pembangunan seimbang antara fisik material dan mental spiritual untuk menghindari tumbuhnya materialisme dan sekularisme

6. Pendidikan moral Pancasila ditanamkan pada anak didik dengan cara mengintegrasikan ke dalam mata pelajaran lain
 
 
sumber : http://kumpulan-tugas-softskill.blogspot.com/2012/06/tujuan-nasional-falsafah-dan-ideologi.html
Read more ...